Alpukat menjadi salah satu komoditas hortikultura yang semakin diminati karena nilai ekonominya tinggi dan kebutuhan pasar yang terus meningkat. Salah satu varietas yang kini mulai dikenal dan dikembangkan oleh petani muda adalah alpukat Peterson. Di wilayah Kabupaten Grobogan, alpukat ini bahkan sudah mulai dibudidayakan oleh petani milenial sebagai komoditas masa depan.
Salah satu pengembang awal alpukat Peterson di Grobogan adalah Kukuh Prasetyo Rusady, seorang pemuda pecinta tanaman yang saat ini membudidayakan alpukat Peterson di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ngaringan.
Apa Itu Alpukat Peterson?
Alpukat Peterson merupakan salah satu varietas alpukat unggulan yang memiliki pertumbuhan cepat, produktivitas tinggi, serta karakter buah yang relatif besar. Varietas ini dikenal memiliki:
Daging buah tebal,
Tekstur lembut,
Rasa gurih dan tidak pahit,
Biji relatif kecil dibanding ukuran buah.
Karakter tersebut menjadikan alpukat Peterson sangat cocok untuk pasar buah segar maupun kebutuhan olahan, seperti jus, es alpukat, dan produk turunan lainnya.
Asal-Usul Alpukat Peterson
Alpukat Peterson berasal dari hasil seleksi dan pengembangan varietas unggul yang kemudian diperbanyak secara vegetatif melalui sistem sambung atau okulasi. Varietas ini dikenal sebagai alpukat genjah, yaitu:
Cepat berbuah (mulai 2,5–3 tahun),
Produktif dalam jangka panjang,
Adaptif terhadap berbagai kondisi lahan, termasuk dataran rendah hingga menengah.
Karena sifatnya yang adaptif dan bernilai ekonomi tinggi, alpukat Peterson kini mulai dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di wilayah Grobogan yang didominasi lahan pertanian tadah hujan.
Cara Merawat Alpukat Peterson Agar Cepat Berbuah
Perawatan alpukat Peterson relatif mudah dan bisa dilakukan oleh petani pemula maupun petani milenial. Beberapa langkah perawatan penting antara lain:
1. Pemilihan Bibit Berkualitas
Gunakan bibit hasil sambung atau okulasi dari indukan unggul agar pertumbuhan seragam dan cepat berbuah.
2. Pengolahan Lahan dan Penanaman
Tanah gembur dan tidak tergenang air,
Jarak tanam ideal 5–7 meter,
Lubang tanam diberi pupuk kandang matang.
3. Penyiraman
Pada masa awal tanam, penyiraman dilakukan secara rutin. Setelah tanaman besar, penyiraman disesuaikan dengan kondisi musim.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan secara berkala dengan kombinasi:
Pupuk kandang,
Pupuk NPK,
Pupuk organik cair.
5. Pemangkasan
Pemangkasan cabang dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar sinar matahari merata dan mempercepat pembuahan.
Dengan perawatan yang tepat, alpukat Peterson dapat mulai berbuah dalam waktu relatif singkat dengan hasil yang stabil setiap musimnya.
Potensi Pemasaran Alpukat Peterson
Alpukat Peterson memiliki peluang pasar yang sangat luas karena:
Permintaan alpukat terus meningkat,
Digunakan untuk konsumsi segar dan industri minuman,
Cocok untuk pasar lokal hingga luar daerah.
Strategi pemasaran yang bisa dilakukan petani antara lain:
Penjualan langsung ke pasar tradisional dan modern,
Pemasaran melalui media sosial dan marketplace,
Kerja sama dengan pelaku UMKM kuliner,
Pengembangan agrowisata petik alpukat.
Dengan sistem pemasaran yang baik, alpukat Peterson dapat menjadi sumber pendapatan jangka panjang yang sangat menjanjikan.
Petani Milenial Grobogan dan Masa Depan Alpukat Peterson
Pengembangan alpukat Peterson oleh petani milenial di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ngaringan, menjadi contoh nyata bahwa sektor pertanian kini semakin diminati generasi muda. Dengan hobi bercocok tanam yang ditekuni secara serius, alpukat Peterson dikembangkan bukan hanya sebagai tanaman pekarangan, tetapi sebagai investasi pertanian jangka panjang.
Langkah ini juga membuka peluang baru bagi masyarakat sekitar untuk ikut mengembangkan alpukat Peterson sebagai komoditas unggulan daerah, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi pedesaan.
Alpukat Peterson merupakan varietas unggul yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Grobogan. Dengan karakter buah yang berkualitas, perawatan yang relatif mudah, serta peluang pasar yang luas, alpukat ini sangat cocok menjadi komoditas unggulan berbasis pertanian milenial.
Melalui semangat inovasi dan kecintaan terhadap pertanian, pengembangan alpukat Peterson di Desa Sumber Agung menjadi bukti bahwa pertanian modern dapat tumbuh dari desa dan dikelola oleh generasi muda untuk masa depan yang lebih sejahtera


Post a Comment